Biar cepet ngetop, tapi gampang ngedrop
Ngerasa gak sih kalo sekarang di stasiun televisi indonesia lagi santer - santernya acara pencarian bakat alias talent show. Contohnya banyak banget ada Indonesian Idol di RCTI, AFI di Indosiar, Mamamia di Indosiar, KDI di TPI, BDS di Lativi, Pop vs Dangdut di Lativi, Pildacil di Lativi dan masih banyak lagi. Pihak stasiun TV pun meng-klaim bahwa acara - acara seperti itu mendapatkan rating yang tinggi.
Semakin banyak dan maraknya acara bertemakan pencarian bakat tersebut apalagi sudah dibumbui dengan reality show yang menggambarkan suasana para idol - idol tersebut dikarantina, dilatih dan dibimbing lengkap dengan konflik-konfliknya pasti ada sebabnya. Secara gitu, acara talent show seperti itu rata - rata yang dijadikan acuan adalah hasil polling SMS. Pemirsa pun diiming-imingi hadiah yang sangat-sangat menarik apabila mengikuti polling SMS dan memenangkannya. Udah rahasia umum kali yah kalo ngirim SMS ke nomer premium bisa bikin kantong kempes.
Mari kita lihat permasalahannya. Dalam kasus ini, pencarian bakat secara instan sangat digemari masyarakat. Secara gitu, siapa sih yang gak pengen terkenal terus dapet duit banyak ?? Apalagi semua itu dapat diraih dengan proses yang singkat dan waktu yang relatif cepat. Ketika seseorang mengetahui dan memahami sesuatu hal itu menyenangkan, maka akan tumbuh sikap dan pola pikir untuk meraihnya (dengan atau tanpa ambisi yang besar). Nah, sikap ini tentu saja berbanding lurus dengan kepentingan. Bisa jadi kepentingannya itu pengen terkenal dan tajir dalam waktu sesingkat mungkin. Akhirnya, keinginan untuk merasakan kesenangan duniawi tersebut tumbuh subur. Itulah yang menyebabkan kenapa acara semacam ini banyak peminatnya. Coba deh perhatiin dari mulai audisi, seleksi, sampai eliminasi semuanya itu melibatkan orang yang berjumlah tidak sedikit.
Malahan sekarang ini para "idol" tersebut menjadi ikon berbagai macam produk. Misalnya "kalo pengen jadi kayak saya, makanya beli barang ini atau harus gitu ....". Seperti tersihir banyak orang yang mengikutinya.
Datang dengan cepat, hilang dengan cepat
Coba sekarang kamu liat deh mereka - mereka yang jadi juara tallent show, emang sih awalnya terkenal banget. Tapi sekarang ??? perlahan - lahan mereka mulai dilupakan karena fans - fansnya sudah beralih ke "idol" yang lain. Gak percaya ?? coba kamu inget - inget lagi, siapa sih juara AFI ke-1 ? sekarang orang itu dimana ? ngapain ? udah ngeluarin album berapa banyak ? kenyataanya kita sudah tidak peduli lagi dengan dia karena sudah tidak lagi diekspose di media. Iya kan ?? Jadi memang yang memegang peranan besar disini adalah media.
Sifat dasar manusia
Siapa sih yang gak mau meraih segala sesuatu tapi tanpa usaha?? atau melakukan segala cara untuk meraih keinginannya. Apalagi keinginan tersebut adalah sebuah "mimpi". Sayangnya semua itu hanya sebuah fatamorgana.
Guys, get real !!!
Yaa ... semua itu memang terjadi di bumi Indonesia kita tercinta ini, tapi kita juga harus cerdas. Oke ada orang yang sukses dengan cara seperti itu. Tapi berapa banyak ? palingan juga masih bisa dihitung dengan jari tangan + jari kaki .... coba bandingkan dengan peserta yang bejibun itu. Walaupun kita berbakat, tapi mungkin si jurinya udah kecapean jadinya gak kepilih. Sekarang yang pasti - pasti aja deh, jangan sampe kamu terbuai oleh mimpi sesaat. Saya jadi inget dulu salah satu dosen saya pernah bilang kalo kita jangan sampai terjerumus oleh taktik media. Hadapilah hidup ini, akhirnya kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan.
No comments:
Post a Comment